Maret Mendatang, Earth Hour Akan Dilakukan di 18 Kota di Indonesia
Istilah Earth Hour biasa dipakai untuk
menyebut kegiatan mematikan lampu selama satu jam, pada waktu yang ditentukan
di beberapa tempat di bumi. Nah, Maret mendatang, WWF mengajak masyarakat di
128 Negara termasuk Indonesia melakukan Earth Hour. Earth Hour ini tepatnya
akan dilaksanakan tanggal 1 Maret 2012, mulai pukul 20.30 hingga 21.30 waktu
setempat. Di Indonesia, penyelenggaraan aksi Earth Hour sudah menginjak tahun
ke empat. Untuk tahun ini temanya adalah ‘Ini Aksiku! Mana Aksimu?’. Tahun 2011
lalu, Earth Hour melibatkan 128 negara di dunia (4616 kota). Pada aksi
tersebut, 1.3 miliar orang ikut serta berpartisipasi. Di Indonesia sendiri,
aksi Earth Hour tahun lalu melibatkan 5 kota besar. Untuk tahun ini, rencananya
18 kota akan dilibatkan. Di antaranya Jakarta, Bogor, Banda Aceh, Bekasi,
Tangerang, Solo, Bandung, Yogyakarta, Kediri, Sidoarjo, Semarang, Malang,
Surabaya, Banjarmasin, Manado, Gorontalo, Samarinda, dan Makassar.
Earth Hour Maret mendatang sengaja
difokuskan di Jawa-Bali. Hal ini mengingat porsi pemakaian listrik di kedua
pulau tersebut mencapai 78 persen. Dari persentase tersebut, hampir seperempatnya
hanya untuk wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. “Earth Hour bukan tujuan tapi
alat. Ini adalah gerakan untuk menyampaikan pesan pada publik,”
ujar Nyoman Iswarayoga, Direktur Program Iklim dan Energi WWF pada
saat Media Briefing yang bertempat di kawasan SCBD, Jakarta.
Melalui pemadaman lampu yang singkat
nanti, masyarakat dapat berpartisipasi dalam menunda pemanasan global dan
krisis lingkungan. Aksi Earth Hour ini adalah cara mudah dan juga murah
menghemat energi. Jangan anggap remeh waktu yang hanya satu jam itu. Earth Hour
memberi sumbangsih cukup besar dalam hal penghematan energi, yang tentunya
berujung pada kondisi Bumi yang lebih baik.
Satu jam Earth Hour yang
dilakukan oleh 10 persen dari penduduk kota Jakarta saja, dapat menghemat 300MW.
Nilai tersebut setara dengan mengistirahatkan satu buah pembangkit listrik,
atau setara dengan mengurangi supply energi untuk menyalakan 900 desa serta
mengurangi emisi sekitar 267 ton CO2. Jumlah emisi tersebut normalnya dapat
dikurangi dengan keberadaan 267 pohon berusia 20 tahun. Jika dikonversikan
dalam ketersediaan O2 maka sama saja dengan jumlah O2 untuk 534 orang. Dari
sisi ekonomi, aksi satu jam mematikan lampu tersebut dapat mengurangi beban
listrik di Jakarta senilai Rp200 juta. Luar biasa bukan? Jadi, mau bergabung di
bulan Maret nanti?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar