Jumat, 24 Februari 2012

Maret Mendatang, Earth Hour Akan Dilakukan di 18 Kota di Indonesia

  Tidak ada komentar





Istilah Earth Hour biasa dipakai untuk menyebut kegiatan mematikan lampu selama satu jam, pada waktu yang ditentukan di beberapa tempat di bumi. Nah, Maret mendatang, WWF mengajak masyarakat di 128 Negara termasuk Indonesia melakukan Earth Hour. Earth Hour ini tepatnya akan dilaksanakan tanggal 1 Maret 2012, mulai pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat. Di Indonesia, penyelenggaraan aksi Earth Hour sudah menginjak tahun ke empat. Untuk tahun ini temanya adalah ‘Ini Aksiku! Mana Aksimu?’. Tahun 2011 lalu, Earth Hour melibatkan 128 negara di dunia (4616 kota). Pada aksi tersebut, 1.3 miliar orang ikut serta berpartisipasi. Di Indonesia sendiri, aksi Earth Hour tahun lalu melibatkan 5 kota besar. Untuk tahun ini, rencananya 18 kota akan dilibatkan. Di antaranya Jakarta, Bogor, Banda Aceh,  Bekasi, Tangerang, Solo, Bandung, Yogyakarta, Kediri, Sidoarjo, Semarang, Malang, Surabaya,  Banjarmasin, Manado, Gorontalo, Samarinda, dan Makassar.


Earth Hour Maret mendatang sengaja difokuskan di Jawa-Bali. Hal ini mengingat porsi pemakaian listrik di kedua pulau tersebut mencapai 78 persen. Dari persentase tersebut, hampir seperempatnya hanya untuk wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. “Earth Hour bukan tujuan tapi alat. Ini adalah gerakan untuk menyampaikan pesan pada publik,” ujar Nyoman Iswarayoga, Direktur Program Iklim dan Energi WWF  pada saat Media Briefing yang bertempat di kawasan SCBD, Jakarta.
Melalui pemadaman lampu yang singkat nanti, masyarakat dapat berpartisipasi dalam menunda pemanasan global dan krisis lingkungan. Aksi Earth Hour ini adalah cara mudah dan juga murah menghemat energi. Jangan anggap remeh waktu yang hanya satu jam itu. Earth Hour memberi sumbangsih cukup besar dalam hal penghematan energi, yang tentunya berujung pada kondisi Bumi yang lebih baik.


  Satu jam Earth Hour yang dilakukan oleh 10 persen dari penduduk kota Jakarta saja, dapat menghemat 300MW. Nilai tersebut setara dengan mengistirahatkan satu buah pembangkit listrik, atau setara dengan mengurangi supply energi untuk menyalakan 900 desa serta mengurangi emisi sekitar 267 ton CO2. Jumlah emisi tersebut normalnya dapat dikurangi dengan keberadaan 267 pohon berusia 20 tahun. Jika dikonversikan dalam ketersediaan O2 maka sama saja dengan jumlah O2 untuk 534 orang. Dari sisi ekonomi, aksi satu jam mematikan lampu tersebut dapat mengurangi beban listrik di Jakarta senilai Rp200 juta. Luar biasa bukan? Jadi, mau bergabung di bulan Maret nanti?

Tidak ada komentar :

Posting Komentar